Triaspolitica.net : Raja Yordania Abdullah II mengatakan siap berperang jika Israel mengubah ‘status quo’ tentang Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki. Raja Abdullah II memperingatkan bahwa ada “garis merah” yang tidak boleh dilanggar terkait status Masjid Al-Aqsa.
“Jika orang ingin berkonflik dengan kami, kami cukup siap. Saya selalu percaya bahwa, mari kita lihat gelasnya setengah penuh, tetapi kita memiliki garis merah tertentu. Dan jika orang ingin mendorong garis merah itu, maka kita akan menghadapinya,” kata Raja Abdullah II seperti dilansir dari The New Arab, Sabtu, (31/12/2022).
Menurut status quo yang diakui PBB, Yordania adalah penjaga kompleks Al-Aqsa, Masjid tersuci ketiga bagi umat Islam setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Raja Abdullah II menyatakan keprihatinan negaranya bahwa Israel yang mencoba mendorong perubahan dalam kewenangan Yordania atas tempat-tempat suci di Yerusalem Timur, yang direbut Israel pada tahun 1967, bersama dengan Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Hubungan Raja Abdullah II dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah tegang selama bertahun-tahun, bahkan sejak pemerintahan Netanyahu yang terakhir, dan kondisi akan semakin memburuk jika Israel berupaya mengubah status quo tersebut.
“Kita harus khawatir tentang intifada berikutnya. Dan jika itu terjadi, itu adalah pelanggaran hukum dan ketertiban yang lengkap dan yang tidak akan diuntungkan oleh Israel maupun Palestina. Saya pikir ada banyak perhatian dari kita semua di kawasan ini,” tambah Raja Abdullah II.
Sumber : The New Arab | Redaktur : Hermanto Deli