Triaspolitica.net : PDI Perjuangan (PDIP) menjadi satu-satunya partai di parlemen yang masih bersikukuh mengusulkan wacana sistem proporsional tertutup. Wacana itu pertama kali dilontarkan oleh partai besutan Megawati Soekarnoputri pada Februari 2022 lalu.
PDIP menganggap sistem proporsional terbuka atau mencoblos calon anggota legislatif (caleg) yang diterapkan saat ini menelan ongkos Pemilu mahal. Sementara itu, penolakan keras datang dari delapan parpol di parlemen. Mereka adalah Partai Golkar, Gerindra, Demokrat, PKB, PAN, NasDem, PPP, dan PKS.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah memandang wacana pemilu sistem proporsional tertutup itu bisa menguntungkan PDIP dari perolehan suara. Karenanya, ia mengaku tidak heran apabila PDIP terkesan ‘ngotot’ untuk terus menyukseskan isu tersebut.
“Situasi saat ini, PDIP merasa diuntungkan, setidaknya ia melihat peluang partai lain akan lebih terpuruk jika gunakan sistem tertutup,” ujar Dedi, seperti dilansir dari CNNIndonesia.com, Senin, 9 Januari 2023.
Dedi menilai PDIP memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi apabila pemilu digelar dengan sistem proporsional tertutup. Kuatnya PDIP menarik massa menurut Dedi masih tak lepas dari peran Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Megawati dipandang sebagai PDIP itu sendiri. Bahkan, ia meyakini masih banyak loyalis ataupun masyarakat yang menggantungkan kepercayaan kepada Megawati ketimbang PDIP itu sendiri.
Sumber : CNN Indonesia, Weblink : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230109090315-32-897770/mengapa-pdip-ngotot-dorong-sistem-pemilu-proporsional-tertutup | Redaktur : Hermanto Deli