TriasPolitica.net : Presiden Joko Widodo mengundang enam ketua umum (ketum) partai politik (parpol) di Istana Merdeka pada Selasa (2/5/2023) yang berlangsung selama tiga jam
Jokowi menyebut bahwa banyak hal yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut. Dalam pertemuan itu tidak hadirnya Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Saloh.
Para ketua umum yang hadir, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, kemudian Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Mardiono, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.
Meskipun Jokowi tidak secara spesifik mengungkapkan apa saja yang dibahas. Hanya saja dia menegaskan banyak sekali yang dibicarakan.
Pakar Komunikasi, Anthony Leong menyebut bahwa hubungan Jokowi dan Surya Paloh kini berada di titik terendah meski belum minus dan masih bisa rujuk kembali.
"Ini dinamika politik yang biasa-biasa saja, dan pertemuan itu memang menjadi tanda tanya karena Surya Paloh tidak ada, Jika itu koalisi Pemerintah kenapa Surya Paloh tidak hadir, katanya tidak diundang, itu yang buat saya menilai ini titik terendah hubungan mereka berdua. Tapi masih bisa diselamatkan," ujar Anthony dalam keterangannya, Jumat, 5 Mei 2023.
Anthony yang juga merupakan Direktur PoliEco Digital Insights Institute (PEDAS), menjelaskan bahwa Surya Paloh merupakan tokoh penting dalam pencalonan Jokowi di Pilpers 2014 dan 2019, sehingga masih bisa rujuk, tapi ini sekali lagi kini sekarang menjadi titik terendah hubungan keduanya.
"Beberapa alasan menurut saya, mengapa hal ini terjadi, karena Surya Paloh telah membuat koalisi perubahan dan mendukung Anies Baswedan yang notabenenya bersebrangan dengan Jokowi. Narasi perubahan juga sinyal untuk melawan pemerintahan sekarang. Jika mau relevan ya Nasdem harus siap keluar dari koalisi pemerintah sekarang agar campaign mereka nyambung dengan gagasan perubahan yang kini digaungkan," ungkap Anthony.
Mengkomentari pertemuan tersebut, Anthony menilai itu hanya komunikasi politik biasa yang ingin Jokowi tunjukkan bahwa koalisi ini solid tanpa Nasdem.
"Terkait dengan pertemuan di Istana kemarin, saya rasa hanya sebatas "kongkow" politik biasa, Jokowi ingin memperlihatkan bahwa ia solid dengan para Ketua Umum Parpol, meskipun mereka sudah ada koalisi sendiri dan Capresnya masing-masing," tutup Anthony.
Indonesian Political News Agency (IPNA)