TriasPolitica.net : Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis menceritakan kronologi penembakan di Kantor MUI Pusat, Selasa, 2 Mei 2023 kemarin. Menurut Kiai Cholil, peristiwa itu berawal dari seorang tamu bernama Mustafa NR yang sejak 2014 lalu sudah pernah mengirim surat ke MUI Pusat.
"Dia minta pengakuan sebagai utusan Allah dan Rasul-Nya untuk menyatukan dunia Islam dan umat tanpa jelas apa yang mau disatukan dan metodenya, tapi meminta MUI mempercayainya sebagai utusan Allah (Nabi)," ungkap Kiai Cholil dalam keterangannya, Rabu, 3 Mei 2023.
Kiai Cholil menambahkan, Pada 25 Juli 2022 lalu, pelaku juga pernah mengirim surat kepada ketua MUI dan menyebut nama Kiai Cholil untuk bisa bertemu dan mengakuinya sebagai utusan Allah.
"Nah surat itu didisposisi ke komisi kajian namun hemat komisi kajian surat itu tak perlu ditanggapi oleh MUI secara organisasi. Di akhir Desember muncul surat ancaman berupa sumpah akan membunuh penguasa dan utamanya pengurus MUI," ujar Kiai cholil.
Lalu, pada 2 Mei 2023 Mustafa NR datang ke kantor MUI langsung ke lobi dan minta ketemu dengan Ketua MUI. Sementara, pimpinan MUI pada saat itu sedang melakukan rapat di lantai 4 kantor MUI.
"Pelaku keluar pintu dan masuk kemudian menembakkan peluru air soft gun ke pintu kaca arah belakang MUI sehingga kaca pecah dan pelurunya memantul mengenai punggung kanan staf MUI dan kaca pecah terkena tangan staf dan security MUI," ungkap Kiai Cholil.
Namun, dari catatan aksinya diindikasikan terkena paham agama yang salah dan cenderung halusinasi.
"Pertanyaannya mengapa dia menyasar MUI dan dari mana ia mendapatkan pistol itu? Meskipun bukan senjata api. Minimal itu pistol klub keterampilan menembak," ujarnya.
Kiai Cholil pun mempercayakan kepada aparat soal motif penembakan dan darimana pelaku mendapatkan pistol itu, serta penyebab meninggalnya pelaku.
"Insya Allah MUI akan lebih meningkatkan pengamanan dan tak akan surut berjuang dan terus berjuang melayani umat dan bermitra dengan pemerintah untuk kemajuan bangsa dan negara," ujar Kiai Cholil. ***
Indonesian Political News Agency (IPNA)