Ajaran Islam Melarang Keras Membuat Patung, KH. Athian Ali: Patung Soekarno Berpotensi Jadi Berhala
TriasPolitica.net : Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI), KH. Athian Ali mendesak Pemprov Jawa Barat membatalkan rencana pembangunan patung Soekarno di Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat. Menurut KH. Athian Ali, rencana itu telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat Jawa Barat yang mayoritas memeluk agama Islam.
Kiai Athian menjelaskan dalam ajaran Islam, setiap Muslim dilarang keras membuat patung-patung. Sebab, hal itu dapat menjadikan manusia terjerumus pada pengkultusan dan kemusyikan. Dalam sejarah tercatat, pembuatan patung pertama kali terjadi pada masa pertengahan nabi Nuh Alaihissalam.
Pada masa itu, kaum nabi Nuh membuat patung orang-orang saleh yang telah meninggal dengan tujuan untuk mengenang orang-orang saleh tersebut. Di antara patung itu bernama Wadd, Suwa' Yaghutsz Yau'uq dan Nasr. Seiring waktu, kaum nabi Nuh justru menyembah patung-patung itu. Mereka melupakan Allah SWT dan memohon pertolongan kepada patung-patung itu.
Sejak saat itu lah, penyembahan terhadap berhala menyebar dan terus menerus terjadi hingga zaman Rasulullah SAW. Bahkan, penduduk Arab kemudian menempatkan sebanyak 360 patung di sekitaran Ka'bah dan menyembahnya.
"Jadi itulah sebenarnya awal kemusyrikan. Sekarang di kita ada yang mau bikin patung bahkan bukan karena kesalehannya itu malah lebih ngawur lagi. Itu akan jadi pengkultusan yang mengarah pada penghambaan," kata kiai Athian Ali dalam keterangannya dikutip Kamis, (24/8/2023).
Bahkan dalam sejumlah hadits dijelaskan tentang ancaman bagi orang-orang yang membuat patung lebih-lebih yang memuja dan menyembahnya. Oleh karena itu membuat patung merupakan dosa besar yang dapat menjadikan manusia musyrik.
"Tidak dibenarkan membuat patung bahkan dengan alasan untuk mengagung agungkan orang yang telah meninggal dunia. Karena pengkultusan itu sangat ditentang oleh Islam," ungkap Kiai Athian.
Kiai Athian menambahkan, dana yang rencananya digunakan untuk pembangunan patung lebih baik digunakan untuk membangun masjid atau program-program kesejahteraan masyarakat Jawa Barat. Menurutnya ada beragam cara untuk menghargai jasa pendiri bangsa dan para pahlawan tanpa harus membuat patung. Menurutnya penguatan literasi sejarah terhadap anak-anak sekolah melalui pengadaan buku-buku jauh lebih bermanfaat.
"Jabar itu dikenal sebagai pusat gerakan Islam. Jadi seharusnya diperhitungkan oleh setiap orang terutama pejabat kalau mau buat sesuatu harus memperhitungkan masyarakat Islam. Dan banyak negara lain yang berharap bahwa kebangkitan Islam akan ada dari Indonesia. Lalu bagaimana kalau mereka melihat Jabar yang mayoritas penduduknya Islam ternyata sudah penuh dengan patung?," pungkas Kiai Athian Ali. ***
Redaktur : AM. Isa Karim D | TriasPolitica.net | Indonesian Islamic News Agency (IINA)