TriasPolitica.net : Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Haedar Nashir mengungkapkan kiprah Muhammadiyah menjelang usia 111 tahun pada 12 November nanti. Persyarikatan Muhammadiyah telah menjelma menjadi satu-satunya organisasi kemasyarakatan yang memiliki pengkhidmatan terbesar di dunia.
Muhammadiyah bersama ‘Aisyiyah telah memiliki 173 Perguruan Tinggi, 20.000 lebih TK/PAUD, ribuan sekolah/madrasah, 127 rumah sakit, 365 klinik/balai kesehatan, hingga ribuan sekolah/madrasah. Amal Usaha Muhammadiyah tersebut juga banyak yang memberikan pelayanan di daerah mayoritas non muslim, bahkan mancanegara.
Meski pengkhidmatan Muhammadiyah terhadap umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta telah begitu besar, menurut Prof Haedar Nashir, masih banyak masyarakat yang kurang mengenal kiprah Persyarikatan.
“Itulah cara Muhammadiyah membangun. Muhammadiyah itu inklusif, Muhammadiyah itu NKRI. Cuma Muhammadiyah ini tidak pandai beretorika, jarang Muhammadiyah berteriak NKRI Harga Mati, jarang bilang Bhinneka Tunggal Ika, tapi Muhammadiyah mempraktekkan NKRI Harga Mati dan Bhinneka Tunggal Ika itu dalam perbuatan nyata yang mencerdaskan, mencerahkan, dan memajukan. Dan itu dirasakan betul (oleh masyarakat),” ungkap Prof Haedar Nashir dalam sambutannya di acara Tabligh Akbar Muhammadiyah Ranting Sawangan, Depok, Jawa Barat, Ahad, 24 September 2023.
Prof Haedar juga mengungkap peran Muhammadiyah hingga ke daerah-daerah terpencil yang minim sentuhan dari Pemerintah, salah satu misalnya Pulau Arar, Sorong, Papua Barat.
“Di situlah Muhammadiyah hadir ketika bahkan negara masih minimal hadir. Muhammadiyah hadir untuk masyarakat luas. Itulah yang sering kita suarakan ketika kami ke luar negeri, Muhammadiyah For All, Muhammadiyah untuk semua,” ujarnya.
Keberhasilan Muhammadiyah menghadirkan pengkhidmatan di atas kemandirian organisasi, menurutnya buah dari keikhlasan para pegiatnya. Oleh karena itu, Prof Haedar berpesan agar setiap pegiat Muhammadiyah tidak surut semangat untuk merawat dakwah di Persyarikatan dengan semangat tajdid dan rahmatan lil ‘alamin.
“Maka dakwah kita harus menyebar dan meluas, tidak boleh menyempit, apalagi hanya di lingkungan sendiri,” pungkasnya. ***
Editor : AM. Isa Karim D | TriasPolitica.net | Indonesian Islamic News Agency (IINA)