UNIFIL menyebut Israel telah "berulang kali" menyerang posisi mereka, dan insiden ini merupakan yang paling serius dilaporkan oleh misi tersebut sejak mereka menolak permintaan Israel untuk "memindahkan" posisi mereka minggu lalu.
Dalam pernyataan resmi, UNIFIL menyebutkan bahwa dua penjaga perdamaian tersebut terluka setelah tank Merkava milik Angkatan Pertahanan Israel (IDF) menembakkan senjatanya ke arah menara pengamatan di markas UNIFIL, seperti dilansir dari Al Jazeera, Ahad, (13/10/2024).
Tembakan tersebut mengenai menara tersebut secara langsung, menyebabkan kedua pasukan mengalami cedera. Meskipun tidak ada cedera serius yang dialami, keduanya masih dirawat di rumah sakit. Seorang juru bicara UNIFIL mengungkapkan bahwa kedua pasukan perdamaian tersebut berasal dari Indonesia.
Menanggapi insiden ini, Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto, menyatakan bahwa tembakan tersebut adalah "tidak dapat diterima." Ia mengungkapkan telah mengajukan protes kepada rekan-rekannya di Israel serta kepada duta besar Israel untuk Italia.
Sementara itu, Perdana Menteri Irlandia, Simon Harris, yang negaranya mengirim sekitar 370 tentara untuk misi UNIFIL, menyebutkan bahwa "setiap tembakan yang terjadi di sekitar pasukan atau fasilitas UNIFIL adalah tindakan sembrono dan harus dihentikan."
UNIFIL, yang terdiri dari sekitar 10.000 pasukan penjaga perdamaian yang ditempatkan di Lebanon Selatan, telah menyerukan diadakannya gencatan senjata sejak terjadi eskalasi antara Israel dan kelompok militan Lebanon, Hezbollah, pada 23 September lalu, setelah satu tahun terjadi tembakan lintas batas. Kejadian ini semakin memperburuk ketegangan yang sudah ada di kawasan tersebut. ***
Sumber : Al Jazeera | Weblink : https://www.aljazeera.com/news/2024/10/11/israeli-forces-again-target-un-peacekeepers-in-southern-lebanon
Redaktur : Hermanto Deli | Indonesian Islamic News Agency (IINA)